Selasa, 26 Juli 2011

fisiologi masa nifas

PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
a.    Perubahan Sistem Reproduksi

1.    Perubahan  Uterus
Kontraksi uterus yang tinggi meningkatkan setelah bayi keluar,hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan (plasenta site)  sehingga jaringan pelekatan antara plasenta dan dinding utarus mengalami neklosis dan lepas.
Kembalinya uterus pada keadaan sbelum hamil dalam bentuk maupun posisi ini disebut involusi uterus. Selain uterus vagina, ligamen uterus dan otot dasar panggul tidak kembali ke keadaan sebelum hamil. Ligamen dan otot dasar panggul juga kembali kekeadaaan sebelum hamil.kemungkinan terjadinya prolapi uteri makin besar, selama proses involusi, uterus menifis dan mengeluarkan lokia yang di ganti dengan memotilium baru. Setelah kelahiran bayi dan plasenta terlapas otot uterus berkontraksi sehingga sirkulasi darah yang menuju uterus berhenti dan ini disebut dengan eskiemia. Otot redundant fibrous dan jaringan elastis bekerja.
Proses infolusi berlangsung sekitar 6 minggu selama proses infolusi berlangsung,berat uterus mangalami penurunan dari 1000gr menjadi 60gr dan ukuran uterus berubah dari 15 x 11x 7.5cm menjadi 7,5 x5 x2,5 cm setiap minggu, berat uterus turun sekitar 500gr da serfik menutup hingga selebar 1 jari.
Proses involusi uterus disertai dengan penuruna tinggu fundus uteri pada hari pertama.Diatas simfisis atau sekitar 12 cm,proses ini terus berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm setiap haarinya sehingga pada hari 7 TFU berkisar sama dan pada hari ke 10 TFU tidak teraba disimfisis pubis.
Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2 har pada persalinan, setinggi sekitar umbilikum setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil.
Jka sampai 2 minggu postpartum, uterus belum masuk panggul,ada subinvolusi. Subinvolusi dapat disebabkan oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late postpartum haemorrhagel)
Jika terjadi subinvolusi dengan infeksi, berikan antibiotik untuk memperbaiki kontraksi uterus dapat diberikan uterotonika (ergometrin  makat) namun rgometrin mempunyai efeksamping menghambat produksi lektasi karena menghanbat produksi prolaktin.

PRUBAHAN VAGINA DAN PERINEUM

a.    Vagina
Pada minggu ke 3 vagina menjadi kecil dan timbul ( lipatan-lipatan atau kerutan –kerutan)
b.    Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai.Mungkin ditemukan  setelah persalinan biasa,tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan cunam,terlebih apabila kepala janin harus diputar.Robekan terletak pada dinding lateral dan baru terlihat pada pada pemeriksaan speculum
c.    Perubahan pada perinium
Terjadi robekan perinium pada hamper semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis tangan dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari biasanya, kepala melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar dari pada dirkompresia subu ksipito bregmatika.
Bila laserasi  jalan lahir atau  luka bekas episiotomi ( pernyayatan) mulut serambi kemaluan untuk mempermudah pada kelahiran bayi lakukaan perawatan penjahitan an perawatan yang baik.

B. PERUBAHAN PADA SISTEM PENCERNAAN
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan.Hal ini umumnya disebabkan karena makanan padan dan kurangnya berat selama persalinan.Disamping itu rasa takut untuk BAB,sehubungan dengan jahitan pada perineum jangan sampai lepas dan jangan takut akan rasa nyeri.BAB harus dilakukan 3 sampai 4 hari setelah persalinan.Bilamana masih juga terjadi konstipasi dan beraknya mungkin keras dapat diberikan obat luksan.
    PERURAL ATAU PEREKTAL
Bila masih juga berhasil.dilakukan klysma (klisma) ‘enema artinya suntikan urus urus.setelah kelahiran plasenta,terjadi pula produksi progesteron,sehingga yang menyebabkan nyeri ulu hati (bearburn)dan konstipasi terutama dalam beberapa hari pertama.Hal ini terjadi karena inaktifikus imortifitas usus akibat kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya refleks hambatan defekasi karena adanya rasa nyeri pada perenium akibat luka episiotomi.
C.Perubahan perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu tergantung pada kala 1 keadaan/status sebelum persalinan lamanya partus kala 2 dilalui 3 besarnya tekanan kepala yng menekan pada saat persalinan.
Dari hasil pemeriksaan sistoscopio(sistekopik)segera setelah persalinan tidak menunjukan edema dan hyperemia dinding vesika urinariadan tetapi sering terjadi extra vasasi(extravasation)artinya keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh darah didalam badan mukosa.
Lagi pula vesica urinaria massa nifas mempunyai kapasitas bertambah besar dan relatif tidak sensitif terhadap tekanan cairan intra vesika.Oleh sebab itu pengambangannya yang sementara pada v esika urinaria memang merupakan faktor-faktor penunjang.
Adanya urin residual dan banteriuria pada vesika urinaria yang mengalami cidera ditambah dengan dilatasi pelvis renalis ureter membentuk kondisi yang optimal untuk untuk tumbuhnya infeksi saluran kencung.Ureter dan pelvis rnatis yang mengalami dilatasi kembali ke keadaan sebeslum hamil mulai dari 2-8 minggu setelah persalinan .
Pengaruh persalinan pada fungsi vesika urinaria yang dipelajari menggunakan tekhnik uridinmik dapat diketahuibahwa bila persalinan lama dapat dihindari dan bila dilakukan kateterisasi secepatnya di kerjakan ,pada vesika urinaria meskipun dilaporkan pula dari hasil mempelajari dengan cara tersebut diatas , bahwaanal gesik edipural tidak merupakan predisposisi hipotamia vesika urinaria post psrtum.
Peregangan dan dilatasi selama kehamilan tidak menyebabkan perubahan
Ada kalanya edema trigonum menimbulkan dostruni pada uretesehringga trjadi retensio urine Vesika urinaria dalam vesika urena penuh atau sesudah kencing masih ada sisa urine.
Sisa urine adanya trauma pada vesika urinaria ketika persalinan, memudahkan terjadinya infeksi dilatasi ureter (dilatation) C ( ing= pelebaran) dan phycum ( pasuginjal) normal kembali dalam waktu 2-4 minggu post partum.
Kira-kira 40% wanita post partum mempunyai proteinuria fisiologis ( dalam 1-2 hari) demi pemeriksaan labolatorium yang akurat specimen di ambil langsung dari kateter agar tidak dapat di asumsikan hanya apabila tidak ada gejala dan tanda-tanda UTI (ISK) atau PE.
1.    Distensi ( disention= peregangan ) berlebihan pada vesico urinaria adalah pembengkakan memerjaringan disekitar uretra dan hilangnya sensasi terhadap tekanan yang meninggi
a. Vesika urinaria yang penuh menggeser uterus dan dapat menyebabkan pendarahan postpartum,disentri vesika urinaria dapat disebabkan retensi urin
b. Pengosongan vesika urinaria yang adekuat umumnya kembali dalam 5-7 hari setelah terjadi pemulihan jaringan yang bengkak dan memar
2. Laju filtrasi glomerulus atau GFR tetapmeninggi selama kurang lebih 7 hari post partum.
3. Ureter yang dilatasi dan pelpis renal kembali keadaan sebelum hamil dalam 6-10 minggu setelah melahirkan .
4.  Diaforsis puerperalis ( pembentukan keringat ibu nifas )dan diuresis atau peningkatan pembentukan kemih terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan.
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari post partum.Diuresis terjadi karena saluran urinaria mengalami dilatasi,kondisi ini akan kembali normal setelah 4 minggu post partum.Pada awal post partum,kandung kemih mengalami oedema,kongesti dan hipotenik.Hal ini disebabkan oleh adanya overdistensi pada saat kala II persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama proses persalinan.Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang setelah 24jam post partum.

GANGGUAN PENCERNAAN DAN PERKEMIHAN

     Gangguan pencernaan dan perkemihan sering sulit buang air besar karena kurang makan serat dan pengaruh hormonal,sering kencing berlebihan karena kandung kemih tertekan rahim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar